Sabtu, 09 Maret 2013

Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson


A.          TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON

Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of Nursing (1939).

B.          DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

C.          MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
Ø  Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Ø  Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Ø  Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
Ø  Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
Ø  Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
Ø  Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
Ø  Rumah sakit umum
Ø  Rumah sakit jiwa
Ø    Institusi untuk penderita cacat mental
Ø    Rumah perawatan
Ø    Keperawatan distrik
Ø  Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
o   Urutan aktifitas yang harus dilakukan
o   Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
o   Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
o   Fungsi unik dari keperawatan
o   Upaya pasien ke arah kemandirian
o   Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
o   Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.

D.           HUBUNGAN MODEL DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Ø  Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.

Ø  Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

Ø  Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.

Ø  Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut

E.           KONSEP UTAMA TEORI HENDERSON
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.

ü   Manusia.
     Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.


Ke 14  kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Bernapas secara normal
2.      Makan dan minum dengan cukup.
3.        Membuang kotoran tubuh.
4.      Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5.      Tidur dan istirahat.
6.      Memilih pakaian yang sesuai.
7.      Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8.      Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9.      Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10.  Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11.  Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12.  Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13.  Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14.  Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

        Ke empatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
        Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
 

 Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
·         Usia
·         Kondisi emosional (mood dan temperamen)
·         Latar belakang sosial dan budaya
·   Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.

ü Keperawatan.
       Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.

ü  Kesehatan.
    Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

ü Lingkungan.
     Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
·         Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
·         Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
·         Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
     Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter  memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.

F.           TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT HENDERSON
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar