A.
TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA
HENDERSON
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada
1897. Ia tertarik dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya
untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia
belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus
pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan
keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale
UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic
University of America, Pace University, University of Rochester, University of
Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain
The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The
Principles and Practice of Nursing (1939).
B.
DEFINISI
KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON
Virginia
Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.
Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip
kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson
dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian
mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional.
Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan
sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki
kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di samping itu,
Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The
Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah
membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi,
perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
C.
MODEL
KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON
Virginia
Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model
konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari
identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari
profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini
merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan
instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi
unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh
aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut
mencakup:
Ø Autoritarian dan struktur hierarki di rumah
sakit
Ø Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada
penyembuhan gangguan fungsi fisik semata
Ø Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi
dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
Ø Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia
miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang
layanan kesehatan
Selain
keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak
diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan
ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmi perilaku
memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat
pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada memberikan perhatian
lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson
diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International Council of
Nurses (ICN).
Konstribusi
penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini
menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi
unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal
memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan
tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian
secepat mungkin.”
Henderson
sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian
dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan
definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan
menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi
pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
Ø Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat
pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
Ø Perawat harus selalu mencoba menempatkan
dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya,
tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien,
dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini
kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika
Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar
dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena
itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap
situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
Ø Rumah sakit umum
Ø Rumah sakit jiwa
Ø Institusi untuk penderita cacat mental
Ø Rumah perawatan
Ø Keperawatan distrik
Ø Perawatan di rumah
Jadi
menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit
umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam
modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan
asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
o Urutan aktifitas yang harus dilakukan
o Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh
dilakukan
o Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita
dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :
o Fungsi unik dari keperawatan
o Upaya pasien ke arah kemandirian
o Asuhan keperawatan dasar berdasarkan
kebutuhan dasar
o Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip
dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan
keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah
sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya.
Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru
tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba
melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan
untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk
merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai
mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara
umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan
terapeutik dari dokter.
D.
HUBUNGAN MODEL DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Ø Manusia
Individu
sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit
tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan
fisiologis dan emosional.
Ø Lingkungan
Henderson
mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Ø Sehat dan Sakit
Sehat
adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa
sakit adalah keterbatasan kemandirian.
Ø Keperawatan
Fungsi
unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan
adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera
mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan
hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri
tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum
Henderson menjelaskannya lebih lanjut
E.
KONSEP UTAMA
TEORI HENDERSON
Konsep
utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan.
ü Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu
yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan
dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan
perawatan.
Ke
14 kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang
diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas
normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat
serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa
melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung
unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan
rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa
penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Ke empatbelas kebutuhan dasar manudia
di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen
kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin
1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen
kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan
13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran
dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama
halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan
dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
· Usia
· Kondisi emosional (mood dan
temperamen)
· Latar belakang sosial dan budaya
· Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan;
kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
ü
Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk
membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim
kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan
fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
ü Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi
dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih
penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan
kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
ü
Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
terkait dengan aspek lingkungan:
Individu
yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
Perawat
harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
Perawat
harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
Dokter
menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
Perawat
harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Perawat
harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan
adanya bahaya.
Dalam
pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai
dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
· Perawat sebagai pengganti (subtitute)
bagi pasien.
· Perawat sebagai penolong (helper) bagi
pasien.
· Perawat sebagai mitra (partner) bagi
pasien.
Pada
situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di
dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan
pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat
berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai
mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan
bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar
yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut
dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia,
tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan
intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter,
Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti
perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan
seorang dokter memberi perintah kepada
pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana
perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai
berikut.
F.
TUJUAN
KEPERAWATAN MENURUT HENDERSON
Dari
penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana
pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau
memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.
Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan
pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu
mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar